Tuesday, October 30, 2012

PARTUTURAN NI HALAK BATAK


Paratur ni parhundulon berarti posisi duduk, ini adalah salah satu istilah dalam ritual adat Batak, yang kemudian dimaknakan dalam kehidupan sehari-hari.

Posisi duduk dalam suatu acara adat Batak sangat penting, karena itu akan mencerminkan unsur-unsur penghormatan kepada pihak-pihak tertentu.

Karena yang menulis sumber-sumber bacaan ini, termasuk saya, kesemuanya laki-laki, maka ada baiknya kita memposisikan diri sebagai pihak laki-laki, agar nantinya mudah memahami berbagai struktur partuturon yang saya dan kita semua tahu, sangat rumit. Kepada ito-ito yang mungkin akan kebingungan, cobalah membayangkan seolah ito-ito semua adalah laki-laki dalam keluarga. Di akhir bacaan nanti, diharapkan pembaca bisa memahami posisinya masing-masing, dan juga posisi orang-orang di sekeliling kita tercinta.

Dalam kehidupan orang Batak sehari-hari, kekerabatan (partuturon ) adalah kunci pelaksanaan dari falsafah hidupnya, Boraspati ( baca boraspati di artikel saya selanjutnya, ini digambarkan dengan dua ekor cecak/cicak, saling berhadapan, yang menempel di kiri-kanan Ruma Gorga/Sopo/Rumah Batak ). Kekerabatan itu pula yang menjadi semacam tonggak agung untuk mempersatukan hubungan darah, menentukan sikap kita untuk memperlakukan orang lain dengan baik ( nice attitude ).

Kita selaku orang Batak berbudaya sudah menanamkan ini sejak dulu kala, kita tentu masih ingat petuah nenek moyang kita, seperti :

- Jolo tiniptip sanggar, laho bahen huruhuruan, jolo sinungkun marga, asa binoto partuturan ‘
- Hau antaladan, parasaran ni binsusur, sai tiur do pardalanan molo sai denggan iba martutur



Ada tiga bagian kekerabatan, dinamakan ” Dalihan Na Tolu ” ( Dalihan Na Tolu juga akan saya tuliskan lengkap pada kesempatan mendatang ). Adapun isi :

1. Manat mardongan tubu = hati-hati bersikap terhadap dongan tubu

2. Elek marboru = memperlakukan semua perempuan dengan kasih

3. Somba marhulahula = menghormati pihak keluarga perempuan



Yang dimaksud dengan dongan tubu ( sabutuha ) :

1. Dongan sa-ama ni suhut = saudara kandung

2. Paidua ni suhut ( ama martinodohon ) = keturunan Bapatua/Amanguda

3. Hahaanggi ni suhut / dongan tubu ( ompu martinodohon ) = se-marga, se-kampung

4. Bagian panamboli ( panungkun ) ni suhut = kerabat jauh

5. Dongan sa-marga ni suhut = satu marga

6. Dongan sa-ina ni suhut = saudara beda ibu

7. Dongan sapadan ni marga ( pulik marga ), mis : Tambunan dengan Tampubolon ( Padanmarga akan saya tuliskan juga nanti, lengkap dengan ‘Padan na buruk’ =sumpah mistis jaman dulu yang menyebabkan beberapa marga berselisih, hewan dengan marga , kutukan yang abadi, dimana hingga saat ini tetap ada tak berkesudahan )



Kata-kata bijak dalam berhubungan dengan dongan sabutuha :

- Manat ma ho mardongan sabutuha, molo naeng sangap ho

- Tampulon aek do na mardongan sabutuha

- Tali papaut tali panggongan, tung taripas laut sai tinanda do rupa ni dongan



Yang dimaksud dengan boru :

1. Iboto dongan sa-ama ni suhut = ito kandung kita

2. Boru tubu ni suhut = puteri kandung kita

3. Namboru ni suhut

4. Boru ni ampuan, i ma naro sian na asing jala jinalo niampuan di huta ni iba = perempuan

pendatang yang sudah diterima dengan baik di kampung kita.

5. Boru na gojong = ito, puteri dari Amangtua/Amanguda ataupun Ito jauh dari pihak ompung

yang se-kampung pula dengan pihak hulahula

6. Ibebere/Imbebere = keponakan perempuan

7. Boru ni dongan sa-ina dohot dongan sa-parpadanan = ito dari satu garis tarombo dan

perempuan dari marga parpadanan ( sumpah ).

8. Parumaen/maen = perempuan yang dinikahi putera kita, dan juga isteri dari semua laki-laki

yang memanggil kita ‘Amang’ .



Kata-kata bijak dalam berhubungan dengan boru :

- Elek ma ho marboru, molo naeng ho sonang

- Bungkulan do boru ( sibahen pardomuan )

- Durung do boru tomburon hulahula, sipanumpahi do boru tongtong di hulahula

- Unduk marmeme anak, laos unduk do marmeme boru = kasih sayang yang sama terhadap

putera dan puteri

- Tinallik landorung bontar gotana, dos do anak dohot boru nang pe pulikpulik margana



Kata-kata bijak perihal bere :

Amak do rere anak do bere, dangka do dupang ama do tulang

Hot pe jabu i sai tong do i margulanggulang, tung sian dia pe mangalap boru bere i sai hot do i

boru ni tulang



Yang dimaksud dengan hulahula :

- Tunggane dohot simatua = lae kita dan mertua

- Tulang

- Bona Tulang = tulang dari persaudaraan ompung

- Bona ni ari = hulahula dari Bapak ompung kita . Pokoknya, semua hulahula yang posisinya

sudah jauh di atas, dinamai Bona ni ari.

- Tulang rorobot = tulang dari lae/isteri kita, tulang dari nantulang kita, tulang dari ompung

boru lae kita dan keturunannya. Boru dari tulang rorobot tidak bisa kita nikahi, merekalah

Yang disebut dengan inang bao.

- Seluruh hulahula dongan sabutuha, menjadi hulahula kita juga.



Kata-kata bijak penuntun hubungan kita dengan hulahula :

- Sigaiton lailai do na marhulahula, artinya ; sebagaimana kalau kita ingin menentukan jenis kelamin

ayam (jantan/betina ), kita terlebih dulu menyingkap lailai-nya dengan ati-hati, begitu pula terhadap hulahula,

kita harus terlebih dulu mengetahui sifat-sifat dan tabiat mereka, supaya kita bisa berbuat hal-hal

yang menyenangkan hatinya.

- Na mandanggurhon tu dolok do iba mangalehon tu hulahula, artinya ; kita akan mendapat

berkat yang melimpah dari Tuhan, kalau kita berperilaku baik terhadap hulahula.

- Hulahula i do debata na tarida

- Hulahula i do mula ni mata ni ari na binsar. Artinya, bagi orang Batak, anak dan boru adalah

matahari ( mata ni ari ). Kita menikahi puteri dari hulahula yang kelak akan memberi kita

hamoraon, hagabeon, hasangapon, yaitu putera dan puteri (hamoraon, hagabeon, hasangapon

yang hakiki bagi orang Batak bukanlah materi, tetapi keturunan,selengkapnya baca di ‘Ruma Gorga’ )

- Obuk do jambulan na nidandan baen samara, pasupasu na mardongan tangiang ni hulahula do

mambahen marsundutsundut so ada mara

- Nidurung Situma laos dapot Porapora, pasupasu ni hulahula mambahen pogos gabe mamora

Nama-nama partuturon dan bagaimana kita memanggilnya ( ini versi asli, kalau ternyata

Dalam masa sekarang kita salah menggunakannya, segeralah perbaiki ) (sekali lagi, kita

semua memposisikan diri kita sebagai laki-laki )



A. Dalam keluarga satu generasi :

(1) Amang/Among : kepada bapak kandung

(2) Amangtua : kepada abang kandung bapak kita, maupun par-abangon bapak dari dongan

sabutuha, parparibanon. Namun kita bisa juga memanggil ‘Amang’ saja

Amanguda : kepada adik dari bapak kita, maupun par-adekon bapak dari dongan sabutuha,

parparibanon. Namun bisa juga kita cukup memanggilnya dengan sebutan “Amang’ atau

‘Uda’
(4) Haha/Angkang : kepada abang kandung kita, dan semua par-abangon baik dari amangtua,

dari marga

Anggi : kepada adik kandung kita, maupun seluruh putera amanguda, dan semua laki-laki

yang marganya lebih muda dari marga kita dalam tarombo. Untuk perempuan yang kita

cintai, kita juga bisa memanggilnya dengan sebutan ini atau bisa juga ‘Anggia’

(6) Hahadoli : atau ‘Angkangdoli’, ditujukan kepada semua laki-laki keturunan dari ompu yang

tumodohon ( mem-per-adik kan ) ompung kita

Anggidoli : kepada semua laki-laki yang merupakan keturunan dari ompu yang ditinodohon

(di-per-adik kan) ompung kita, sampai kepada tujuh generasi sebelumnya.

Uniknya, dalam acara ritual adat, panggilan ini bisa langsung digunakan ( tidak perlu

memakai Hata Pantun atau JagarJagar ni hata)

Ompung : kepada kakek kandung kita. Sederhananya, semua orang yang kita panggil

dengan sebutan ‘Amang’, maka bapak-bapak mereka adalah ‘Ompung’ kita. Ompung juga

merupakan panggilan untuk datu/dukun, tabib/Namalo.

(9) Amang mangulahi : kepada bapak dari ompung kita. Kita memanggilnya ‘Amang’

(10) Ompung mangulahi: kepada ompung dari ompung kita

(11) Inang/Inong : kepada ibu kandung kita

(12) Inangtua : kepada isteri dari semua bapatua/amangtua

(13) Inanguda : kepada isteri dari semua bapauda/amanguda

(14) Angkangboru : kepada semua perempuan yang posisinya sama seperti ‘angkang’

(15) Anggiboru : kepada adik kandung. Kita memanggilnya dengan sebutan ‘Inang’

(16) Ompungboru : lihat ke atas

(17) Ompungboru mangulahi : lihat ke atas

(Note : sampai disini, kalau masih bingung, mari minum-minum kopi sambil majan B1 or B2 , atau minum-minum jus)



B. Dalam hubungan par-hulahula on


(a) Simatua doli : kepada bapak, bapatua, dan bapauda dari isteri kita. Kita memangilnya

dengan epada ‘Amang’

(b) Simatua kepada ibu, inangtua, dan inanguda dari isteri kita. Kita cukup

memangilnya ‘Inang’.

(c) Tunggane : disebut juga ‘Lae’, yakni epada semua ito dari isteri kita

(d) Tulang na poso : kepada putera tunggane kita, dan cukup dipangil ‘Tulang’

(e) Nantulang na poso : kepada puteri tunggane kita, cukup dipanggil ‘Nantulang’

(f) Tulang : kepada ito ibu kita

(g) Nantulang : kepada isteri tulang kita

(h) Ompung bao : kepada orangtua ibu kita, cukup dipanggil ‘Ompung’

(i) Tulang rorobot : kepada tulang ibu kita dan tulang isteri mereka, juga kepada semua

hulahula dari hulahula kita (amangoi…borat na i )

(j) Bonatulang/Bonahula : kepada semua hulahula dari yang kita panggil ‘Ompung’

(k) Bona ni ari : kepada hulahula dari ompung dari semua yang kita panggil ‘Amang’, dan

generasi di atasnya



C. Dalam hubungan par-boru on

(1) Hela : kepada laki-laki yang menikahi puteri kita, juga kepada semua laki-laki yang

menikahi puteri dari abang/adik kita. Kita memanggilnya ‘Amanghela’

(2) Lae : kepada amang, amangtua, dan amanguda dari hela kita. Juga kepada laki-laki yang

menikahi ito kandung kita

(3) Ito : kepada inang, inangtua, dan inanguda dari hela kita

(4) Amangboru : kepada laki-laki ( juga abang/adik nya) yang menikahi ito bapak kita

(5) Namboru : kepada isteri amangboru kita

(6) Lae : kepada putera dari amangboru kita

(7) Ito : kepada puteri dari amangboru kita

(8) Lae : kepada bapak dari amangboru kita

(9) Ito : kepada ibu/inang dari amangboru kita

(10) Bere : kepada abang/adik juga ito dari hela kita

(11) Bere : kepada putera dan puteri dari ito kita

(12) Bere : kepada ito dari amangboru kita



Alus ni tutur tu panjouhon ni partuturan na tu ibana ( hubungan sebutan kekerabatan timbal balik )

Kalau kita laki-laki dan memanggil seseorang dengan : Orang itu akan memanggil kita:

· amang, amangtua VS amanguda amang

· inang, inangtua VS inanguda amang

· angkang VS anggi(a)

· ompungdoli (suhut = dari pihak laki-laki) VS anggi(a)

· ompungboru ( suhut ) VS anggi(a)

· ompungdoli ( bao = dari pihak perempuan ) VS lae

· ompungboru ( bao ) VS amangbao

· inang ( anggiboru ) VS amang

· anggia VS angkang

· anggia ( pahompu ) VS ompung

· inang ( bao ) VS amang

· inang ( parumaen ) VS amang

· amang ( simatua ) VS amanghela

· inang ( simatua ) VS amanghela

· tunggane VS lae

· tulang VS bere

· nantulang VS bere

· tulang na poso VS amangboru

· nantulang na poso VS amangboru

· bere VS tulang

· ito VS ito

· parumaen/maen VS amangboru

· amang ( na mambuat maen ni iba ) VS amang



Kalau kita perempuan dan memanggil seseorang dengan : Orang itu akan

Memanggil kita:

· amang, amangtua, VS amanguda inang

· inang, inangtua, VS inanguda inang

· angkang VS anggi(a)

· ompungdoli (suhut = dari pihak laki-laki) VS ito

· ompungboru ( suhut ) VS eda

· ompungdoli ( bao = dari pihak perempuan ) VS ito

· ompungboru ( bao ) VS eda

· anggia VS angkang

· inang ( parumaen ) VS inang

· amang ( simatua ) VS inang

· inang ( simatua ) VS inang

· tulang VS bere

· nantulang VS bere

· bere VS nantulang

· ito VS ito

· parumaen/maen VS nanmboru

· amang ( na mambuat maen ni iba ) VS inang



Beberapa hal yang perlu di ingat :

- Hanya laki-laki lah yang mar-lae, mar-tunggane, mar-tulang na poso dohot nantulang naposo.
- Hanya perempuan lah yang mar-eda, mar-amang na poso dohot inang na poso .



Ada lagi istilah LEBANLEBAN TUTUR, artinya pelanggaran adat yang dimaafkan. Misalnya begini : punya bere, perempuan, menikah dengan laki-laki, putera dari dongan sabutuha.

Nah, seharusnya, si bere itu memanggil ‘Amang’ karena pernikahan itu meletakkan posisi saya menjadi mertua/simatua, dan laki-laki itu harus memanggil ‘Tulang rorobot’ karena perempuan yang dia nikahi adalah bere. Tapi tidaklah demikian halnya.

Partuturon karena keturunan lebih kuat daripada partuturon apa pun, sehingga si bere harus tetap

panggil ‘Tulang’ dan si laki-laki harus tetap memanggil ‘Bapatua/bapauda’




http://sirajabatak.com/Partuturanni%20halak%20batak.htm

1 comment:

  1. Sbobet Casino: 150% up to C$300 + 100 FS Welcome Offer
    Casino Welcome Bonus, 100% bonus up to C$300 + 100 FS Welcome 충청북도 출장마사지 Offer. Sbobet Casino: 150% 춘천 출장샵 up to 광주 출장샵 C$300 구리 출장샵 + 100 FS Welcome 경상남도 출장마사지 Offer. Casino Welcome Bonus

    ReplyDelete