Wednesday, November 21, 2012

Happy Family : Me vs My Husband

Terinspirasi dari sebuah iklan di televisi. Sebagai ibu rumah tangga, aku berprofesi sebagai manajer keuangan, bagian pembelanjaan, koki, guru privat (Yang ini belum aku lakoni) dan cleaning service. Jadi tergelitik untuk mencatat, apa saja ya profesi suamiku sebagai kepala rumah tangga...?

Pertama : Tukang Kebun
Suatu hari, aku tidak tahu keberadaan suamiku dimana. Padahal kendaraannya ada, tapi kok dicari-cari orangnya nggak ada di rumah ? Tiba-tiba... "Gedebuk!!!". Seperti suara buah durian yang jatuh dari pohon. Arah suara datang dari halaman depan rumah. Aku segera ke sana berharap ada buah durian yang dilempar ke halaman oleh tetangga. Oalah... ternyata suamiku tengah meringis-ringis karena jatuh dari atas pohon!!
"Makanya, bang... kalo mau pangkas pohon bilang-bilang, dong... paling nggak istrimu kan bisa bantu dengan doa... "
Lain waktu, bila suamiku hendak pangkas pohon ia akan melapor dulu padaku,
"Istriku, Abang mau kembali ke pohon dulu ya !"

Kedua : Tukang Reparasi
Lemari es di rumah rusak ? Komputer ngambek ? Pompa listrik macet ? Setrika nggak panas ? Atau apa aja deh... semua alat elektronika yang rusak di rumahku, pasti bisa dibetulkan oleh suamiku. Alhasil alat-alat elektronik kami awet digunakan, sama artinya dengan menghemat pengeluaran, kan...? Saking hematnya, bohlam lampu yang mati pun direparasi oleh suamiku. Padahal aku sudah bilang padanya, "Bohlam lampu kan harganya murah... lima ribu rupiah juga dapat... beli aja, sayang...". Tapi jawab suamiku, "Kalau bisa dibenerin, ya dibenerin aja dulu...". Hmm... padahal kebanyakan orang langsung membuang bohlam yang sudah mati.
Yang menjadi kepuasan suamiku, ketika produk bohlam lampu hasil reparasinya jadi. Setelah berlama-lama berkutat dengan bohlam lampu, maka tibalah saatnya untuk uji coba. Tiga puluh menit menyala dengan sukses. "Horeee... suamiku hebaattt...!!". Seruku membanggakan hatinya. Tapi tidak lama... "Jeglek!!" semua lampu di rumah padam, bau terbakar tercium dari kamar mandi. "Yah... reparasinya gagal. Beli aja, deh..."

Ketiga : Tukang Kayu
"Tok, tok, tok, tok !"
Suamiku sibuk memukulkan palu, setelah sebelumnya sibuk dengan hitung-hitungan agar sebuah rak kayu dapat serasi setiap sisinya dan dapat berdiri dengan tegak. Dari kayu-kayu bekas packing paket yang ada, suamiku telah berhasil membuatkan aku sebuah meja dan rak piring. Lagi-lagi dapat menghemat uang belanja kami.

Keempat : Pembasmi Tikus dan Kecoa
Yang ini agak sedikit sadis, hiii...
"Hoaaaa... ada tikuuusss !!". Teriakku keluar dari dapur. Maka... jreng, jreng, jreng... bak Superman yang secepat kilat datang ketika Louis Lane berteriak minta tolong, suamiku datang dengan singlet tipis sehingga terlihatlah piano di dadanya, tidak ketinggalan pula senjata andalan : Sepotong kayu. Bersama sepotong kayu itu, suamiku menutup pintu dapur sehingga ia hanya berduaan saja dengan SiTi(kus). Kali ini aku sama sekali nggak cemburu. Tidak lama kemudian... "Bukk, bukk, bukk...!!" Seekor tikus tewas di tangan suamiku. Hiii... darah yang tersisa di senjata pembunuh itu membuatku ngeri.
Di saat yang lain suamiku juga berprofesi sebagai pembasmi kecoa. Suamiku ini mempunyai seorang isteri yang phobia sama kecoa. Konon, ketika aku kecil seorang bibiku bercerita, "Ada orang yang telinganya dimasuki kecoa. Kecoa itu terbang dan masuk ke telinganya". Sejak itu tiap kali bertemu dengan kecoa aku merasa seakan-akan kecoa itu hendak terbang dan masuk ke telingaku.
Berbeda dengan tikus yang menurut suamiku sangat mengganggu, perlakuan suamiku pada kecoa terbilang lebih berprikehewanan. Kecoa itu ditangkap dengan kertas, kemudian dibuang keluar.

Kelima : Tukang Ojek
Profesi yang ini jarang dilakoni oleh suamiku secara aku merasa bisa lebih luwes dan gesit jika pergi sendirian, apalagi jika harus mengunjungi beberapa tempat. Kecuali kalau lagi menghemat untuk ongkos parkir, he he...

Keenam : Tukang Masak
Acara masak bersama suami merupakan saat paling romantis buat aku. Jika aku sibuk di dapur, suami akan datang menawarkan bantuan, "Ada yang bisa abang bantu?". Iris bawang atau ngulek sambal adalah bantuan yang kerap aku minta. Oh ya, Suamiku pintar lho masak nasi goreng !
Dulu, sebelum menikah aku paling nggak suka makanan nasi goreng. Namun suatu ketika pada masa pengantin baru, suamiku memasak nasi goreng spesial telur buatku (He he spesial kok pake telur). Nyammm rasanya enak... sejak itu nasi goreng jadi salah satu makanan kegemaranku, apalagi kalau suamiku yang memasaknya.

Ketujuh : Tukang Bohong
Nggak percaya kalau suamiku itu tukang bohong ? Nih buktinya...
Kalau makanan yang aku masak rasanya nggak karuan, aku tanya masakanku enak apa tidak, tetap saja suamiku menjawab, "Enaakk".
Kalau aku tanyakan pada suamiku, cantik mana aku atau artis Nadya Hutagalung, tetap saja suamiku menjawab, "Cantik istri abang, dong!!"
Ketahuan banget, kan bohongnya ??

***

Waow !! Banyak juga ya profesinya kepala rumah tangga ? Jadi kepingin suamiku cepat pulang agar aku bisa segera mengucapkan terima kasih dengan sedikit mencontek kata-kata disalah satu adegan film, "Oooh, my hero...!!"

Nah, coba diingat-ingat lagi hal baik apa saja yang telah dilakukan pasangan Anda sekecil apapun itu, niscaya akan menumbuhkan penghargaan dan terima kasih Anda padanya  (^.^)


Tuesday, November 13, 2012

ALUSI AU . . .


Marragam-ragam do anggo sinta-sinta di hita manisia
marasing-asing do anggo pangidoan di ganup-ganup jolma
hamoraon hagabeon hasangapon i do dilului na deba
di na deba asal ma tarbarita goarna tahe


anggo di au tung asing do sinta-sinta
asing pangidoanku
mansai ambal pe unang pola manginsak
hamu tahe di au
sasudena nahugoari i ndada i saut di au
sinta-sinta di au tung asing situtu do tahe


Tung holong ni roham, i sambing do na huparsinta-sinta
tung denggan ni basam lagum i do na hupaima-ima
asi ni roham daito unang loas au maila
boha roham, dok ma hatam, alusi au....


alu...siiii au.
aluasi au
dibahen i alusia auuuu
alusia...au.......................



Website kamus bahasa batak toba – bahasa indonesia :





Sititik si Gompa (Sititik si Gompa)
Golang golang Pangarahutna (ber gelang pengikatnya)
Tung songon on pe hata na tupa (meski sederhana kata yang tersampir)
Sai gondang ma Pinasuna (Mudah mudahan banyak Berkat didapat).

Wednesday, October 31, 2012

"Huingot do Ho"

Saonari huhilala do hasian,
dung soada ho dilambungki,
manang aha pe tahe siulaonki,
halilum sai marmeami dimatangki,...
nasa tolapni gogokhi hubaen do,
mangambati asa unang lao ho,
hape lao ho hasian manadikkon au,
tung godang dibahen ho siingotonhu,

Slamat jalan ma di ho hasian hu,
tondimi toktong sai mandongani au....
lao do ho lao do ho, hasian hu,....
tung so jadi luluanhu panggantim,...
huingot do ho....


Tuesday, October 30, 2012

Kesusahan sehari cukuplah untuk hari ini...

Lagi ingin menulis notes mengenai menghadapi tantangan/kesulitan hidup...

"Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari esok, karena hari esok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari." (Matius 6:34)

Dalam kehidupan ini sering kita dihadapi dengan kenyataan mengapa ada orang yg hidup melimpah dari melakukan yang jahat, tetapi disisi lain ada orang yg hidup begitu sulitnya padahal melakukan apa yang baik...apakah parameter orang yg hidup dalam kelimpahan itu adalah orang yang dekat Tuhan...atau parameter orang yg hidup senang harus dari orang yg pintar padahal kita sering melihat orang yg mengaku pintar tetapi kok berujung dalam jeruji penjara sebagai pesakitan akibat korupsi dipemerintahan dan lain sebagainya...

Pertanyaannya siapakah yang empunya kesulitan?? mengapa kesulitan itu harus ada dan dimiliki dengan kadar yg berbeda pada masing-masing orang??

Saya percaya kesulitan atau tantangan hidup yang hadir di diri manusia memiliki tujuan tersendiri....karena manusia yg hadir di muka bumi ini memiliki tujuannya masing-masing...bahkan orang buta hadir untuk memuliakan Tuhan...Dunia ini dinamis apakah ada satu cara mujarab untuk menyelesaikan semua masalah yang ada..pasti tidak ada....manusia adalah mahluk sosial dimana satu sama lain saling berinteraksi satu sama lain bak sebuah semut yg saling berkomunikasi dalam mencari solusi atas masalah-masalah yg timbul, dimana solusinya banyak timbul karena "Through by experience" adakah orang yg berpengalaman tanpa peraktek...bahkan hal yg menyakitkan sering dipakai orang tua untuk menasehati anak-anak agar tidak mengalami hal yg sama yg mereka alami sehingga kehidup anak-anaknya meningkat...
Dunia adalah dinamis masalah-masalah akan selalu silih berganti mengikuti trend hidup atau kondisi lingkungan/harapan-harapan baru dari manusia...tetapi di sisi lain hidup itu harus tetap berjalan sampai kiamat dunia ini ada...

"Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari esok, karena hari esok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."  memiliki arti bahwa ada zona-zona yg merupakan bagian dari Tuhan dan zona bagian dari manusia...dimana Zona dari Tuhan sulit dimengerti bagi orang yg kurang berhikmat....Kesusahan sehari cukuplah sehari dimaksudkan bagaimana manusia berusaha untuk bekerja atau melakukan sebaik-baiknya pada hari ini tanpa harus hirau apa yg akan terjadi kedepan karena apa yg terbaik yg dilakukan hari ini akan mewujudkan masa depan yg terbaik yg akan terjadi di hari esok/mendatang(sebab-akibat kecenderungan) dan apa yg terjadi esok bukanlah seperti ilmu pasti....

Tidak ada orang besar yg dihasilkan dari kesulitan kecil...kita patut bersyukur atas segala kesulitan/tantangan yg kita hadapi karena semua kesulitan yg kita hadapi terkandung rencana yg besar dari Tuhan atas hidup kita...hampir semua orang sukses banyak terlahir dari kesulitan-kesulitan hidup.....percayalah kesulitan yg hadir pada manusia itu ada batasnya dan pembatasnya adalah Tuhan yg Maha tahu dimana dia tidak akan mengalungkan beban yg berat dimana manusia itu tidak dapat menanggungnya....

Pernahkah kita mengalami ketika kita mengalami tantangan yang begitu sulitnya mencari solusinya tetapi ketika keesokan harinya kita bangun tidur kita mendapatkan solusinya dengan mudah...kalau kita ambil bahasa enstein "Eureka"
Memang tidak semua masalah itu selesai dengan sendirinya tetapi yg dimaksudkan adalah "Kita tidak bisa membatasi kesulitan/tantangan yang hadir dalam hidup kita...yang bisa kita lakukan adalah bagaimana kita bersikap atas tantangan yg hadir itu"

Kesulitan/tantangan hidup menuntuk kita untuk juga dapat "Berpasrah atau menyerahkan apa yang telah kita kerjakan agar dijadikan sesuai kehendakNya untuk kebaikan kita"

keberuntungan = Persiapan yg bertemu dengan kesempatan.

Persiapan bermuatan kemampuan Knowledge dan skill seseorang dan attitude seseorang (" Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu").
Skill lahir dari kesulitan dari mempraktekan apa yg orang hadapi dan pahami(knowledge)...

dan kesempatan itu adalah milik Tuhan....(Beliau dapat menciptakan Mbah Surip..,Briptu Norman..dan orang-orang yg bisa muncul dalam sekejap mata) tetapi semua akan sirna ketika "Attitude" atau sikap seseorang berubah...karena sikap mengandung norma-norma dan keimanan seseorang....

Apakah kita menghadapi kesulitan ???? semua tergantung "Sikap" kita dan "melekat" kepada siapa...

Tuhan memberkati kita semua.


Ketika Seorang Tunanetra Menyadarkanku

Ketika setiap orang berlomba-lomba untuk mencari sebuah kebahagiaan, melalui berbagai cara. Ketika setiap orang berusaha mencari sebuah pelarian untuk setiap masalahnya. Ketika rasa ketidakpuasan menghampiri,seakan yang mereka punya tidak ada artinya. 

Aku mencoba untuk membuka mata, dan aku menemukan sosok yang menyadarkanku 

Ketika aku melihat sosok seorang tuna netra yang tersenyum bahagia dengan segala keterbatasannya. Mencoba berjalan,walau hanya dibantu dengan sebuah tongkat kecil tanpa adanya indera penglihatan. 

Mencoba merais rupiah di tengah-tengah kerumunan orang dengan menjual suaranya. Tidak ada rasa takut dalam benaknya,tidak ada rasa malu dalam dirinya. Panasnya terik dan dinginnya malam tak pernah mebuatnya putus asa. Mencoba tetap melangkah walau tanpa ada sebuah sinar yang meneranginya, Terus berusaha walau kadang dia sadar, tak satupun titik harapan di depannya. 

Ini yang membuatku sungguh terkesan 

Dia tidak pernah berhenti berusaha untuk menjalani sisa hidupnya, Dia tidak pernah khawatir dengan apa yang akan terjadi kepadanya, Dia tidak pernah malu walau celaan dan hinaan sering datang silih berganti, Dia tidak pernah merengek menyesali hidupnya, Dia tidak pernah menyalahkan siapapun atas keadaannya. 

Satu kunci dalam hidupnya, dia selalu mencoba mensyukuri apa yang dia punya, karena dia hanya berusaha menjalankan sebaik mungkin apa yang di berikan olehNya kepada dia. 

Mungkin hanya Tuhan yang tau, apa maksud dan tujuan dari setiap apa yang diciptakanNya.


Dimana Letak Kecantikan Wanita...???


Untuk membentuk bibir yang menawan, ucapkanlah kata-kata kebaikan.

Untuk mendapatkan mata yang indah, carilah kebaikan pada setiap orang yang anda jumpai.

Untuk mendapatkan bentuk badan yang langsing, bagikanlah makanan dengan mereka yang kelaparan. 

Untuk mendapatkan rambut yang indah, mintalah seorang anak kecil untuk menyisirnya dengan jemarinya setiap hari.

Untuk mendapatkan sikap tubuh yang indah, berjalanlah dengan segala ilmu pengetahuan, dan anda tidak akan pernah berjalan sendirian.
  
Manusia, jauh melebihi segala ciptaan lain.
Perlu senantiasa berubah, diperbaharui, dibentuk kembali, dan diampuni.
Jadi, jangan pernah kecilkan seseorang dari hati anda.
Apabila anda sudah melakukan semuanya itu, ingatlah senantiasa.
Jika suatu ketika anda memerlukan pertolongan, akan senantiasa ada tangan terulur.
Dan dengan bertambahnya usia anda, anda akan semakin mensyukuri telah diberi dua tangan, satu untuk menolong diri anda sendiri dan satu lagi untuk menolong orang lain.

Kecantikan wanita bukan terletak pada pakaian yang dikenakan, bukan pada bentuk tubuh, atau cara dia menyisir rambutnya.

Kecantikan wanita terdapat pada mata, cara dia memandang dunia.
Karena di matanya terletak gerbang menuju ke setiap hati manusia, di mana cinta dapat berkembang. 
Kecantikan wanita bukan pada kehalusan wajah.  
Tetapi pada kecantikan yang murni, terpancar pada jiwanya, yang dengan penuh kasih memberikan perhatian dan cinta dia berikan.
Dan kecantikan itu akan tumbuh sepanjang waktu.

Saya tak pernah menjumpai seseorang yang menderita karena terlalu banyak bekerja. Lebih banyak orang yang menderita karena terlalu banyak ambisi tetapi tak cukup berusaha. (Dr. James Mantague)


PARTUTURAN NI HALAK BATAK


Paratur ni parhundulon berarti posisi duduk, ini adalah salah satu istilah dalam ritual adat Batak, yang kemudian dimaknakan dalam kehidupan sehari-hari.

Posisi duduk dalam suatu acara adat Batak sangat penting, karena itu akan mencerminkan unsur-unsur penghormatan kepada pihak-pihak tertentu.

Karena yang menulis sumber-sumber bacaan ini, termasuk saya, kesemuanya laki-laki, maka ada baiknya kita memposisikan diri sebagai pihak laki-laki, agar nantinya mudah memahami berbagai struktur partuturon yang saya dan kita semua tahu, sangat rumit. Kepada ito-ito yang mungkin akan kebingungan, cobalah membayangkan seolah ito-ito semua adalah laki-laki dalam keluarga. Di akhir bacaan nanti, diharapkan pembaca bisa memahami posisinya masing-masing, dan juga posisi orang-orang di sekeliling kita tercinta.

Dalam kehidupan orang Batak sehari-hari, kekerabatan (partuturon ) adalah kunci pelaksanaan dari falsafah hidupnya, Boraspati ( baca boraspati di artikel saya selanjutnya, ini digambarkan dengan dua ekor cecak/cicak, saling berhadapan, yang menempel di kiri-kanan Ruma Gorga/Sopo/Rumah Batak ). Kekerabatan itu pula yang menjadi semacam tonggak agung untuk mempersatukan hubungan darah, menentukan sikap kita untuk memperlakukan orang lain dengan baik ( nice attitude ).

Kita selaku orang Batak berbudaya sudah menanamkan ini sejak dulu kala, kita tentu masih ingat petuah nenek moyang kita, seperti :

- Jolo tiniptip sanggar, laho bahen huruhuruan, jolo sinungkun marga, asa binoto partuturan ‘
- Hau antaladan, parasaran ni binsusur, sai tiur do pardalanan molo sai denggan iba martutur



Ada tiga bagian kekerabatan, dinamakan ” Dalihan Na Tolu ” ( Dalihan Na Tolu juga akan saya tuliskan lengkap pada kesempatan mendatang ). Adapun isi :

1. Manat mardongan tubu = hati-hati bersikap terhadap dongan tubu

2. Elek marboru = memperlakukan semua perempuan dengan kasih

3. Somba marhulahula = menghormati pihak keluarga perempuan



Yang dimaksud dengan dongan tubu ( sabutuha ) :

1. Dongan sa-ama ni suhut = saudara kandung

2. Paidua ni suhut ( ama martinodohon ) = keturunan Bapatua/Amanguda

3. Hahaanggi ni suhut / dongan tubu ( ompu martinodohon ) = se-marga, se-kampung

4. Bagian panamboli ( panungkun ) ni suhut = kerabat jauh

5. Dongan sa-marga ni suhut = satu marga

6. Dongan sa-ina ni suhut = saudara beda ibu

7. Dongan sapadan ni marga ( pulik marga ), mis : Tambunan dengan Tampubolon ( Padanmarga akan saya tuliskan juga nanti, lengkap dengan ‘Padan na buruk’ =sumpah mistis jaman dulu yang menyebabkan beberapa marga berselisih, hewan dengan marga , kutukan yang abadi, dimana hingga saat ini tetap ada tak berkesudahan )



Kata-kata bijak dalam berhubungan dengan dongan sabutuha :

- Manat ma ho mardongan sabutuha, molo naeng sangap ho

- Tampulon aek do na mardongan sabutuha

- Tali papaut tali panggongan, tung taripas laut sai tinanda do rupa ni dongan



Yang dimaksud dengan boru :

1. Iboto dongan sa-ama ni suhut = ito kandung kita

2. Boru tubu ni suhut = puteri kandung kita

3. Namboru ni suhut

4. Boru ni ampuan, i ma naro sian na asing jala jinalo niampuan di huta ni iba = perempuan

pendatang yang sudah diterima dengan baik di kampung kita.

5. Boru na gojong = ito, puteri dari Amangtua/Amanguda ataupun Ito jauh dari pihak ompung

yang se-kampung pula dengan pihak hulahula

6. Ibebere/Imbebere = keponakan perempuan

7. Boru ni dongan sa-ina dohot dongan sa-parpadanan = ito dari satu garis tarombo dan

perempuan dari marga parpadanan ( sumpah ).

8. Parumaen/maen = perempuan yang dinikahi putera kita, dan juga isteri dari semua laki-laki

yang memanggil kita ‘Amang’ .



Kata-kata bijak dalam berhubungan dengan boru :

- Elek ma ho marboru, molo naeng ho sonang

- Bungkulan do boru ( sibahen pardomuan )

- Durung do boru tomburon hulahula, sipanumpahi do boru tongtong di hulahula

- Unduk marmeme anak, laos unduk do marmeme boru = kasih sayang yang sama terhadap

putera dan puteri

- Tinallik landorung bontar gotana, dos do anak dohot boru nang pe pulikpulik margana



Kata-kata bijak perihal bere :

Amak do rere anak do bere, dangka do dupang ama do tulang

Hot pe jabu i sai tong do i margulanggulang, tung sian dia pe mangalap boru bere i sai hot do i

boru ni tulang



Yang dimaksud dengan hulahula :

- Tunggane dohot simatua = lae kita dan mertua

- Tulang

- Bona Tulang = tulang dari persaudaraan ompung

- Bona ni ari = hulahula dari Bapak ompung kita . Pokoknya, semua hulahula yang posisinya

sudah jauh di atas, dinamai Bona ni ari.

- Tulang rorobot = tulang dari lae/isteri kita, tulang dari nantulang kita, tulang dari ompung

boru lae kita dan keturunannya. Boru dari tulang rorobot tidak bisa kita nikahi, merekalah

Yang disebut dengan inang bao.

- Seluruh hulahula dongan sabutuha, menjadi hulahula kita juga.



Kata-kata bijak penuntun hubungan kita dengan hulahula :

- Sigaiton lailai do na marhulahula, artinya ; sebagaimana kalau kita ingin menentukan jenis kelamin

ayam (jantan/betina ), kita terlebih dulu menyingkap lailai-nya dengan ati-hati, begitu pula terhadap hulahula,

kita harus terlebih dulu mengetahui sifat-sifat dan tabiat mereka, supaya kita bisa berbuat hal-hal

yang menyenangkan hatinya.

- Na mandanggurhon tu dolok do iba mangalehon tu hulahula, artinya ; kita akan mendapat

berkat yang melimpah dari Tuhan, kalau kita berperilaku baik terhadap hulahula.

- Hulahula i do debata na tarida

- Hulahula i do mula ni mata ni ari na binsar. Artinya, bagi orang Batak, anak dan boru adalah

matahari ( mata ni ari ). Kita menikahi puteri dari hulahula yang kelak akan memberi kita

hamoraon, hagabeon, hasangapon, yaitu putera dan puteri (hamoraon, hagabeon, hasangapon

yang hakiki bagi orang Batak bukanlah materi, tetapi keturunan,selengkapnya baca di ‘Ruma Gorga’ )

- Obuk do jambulan na nidandan baen samara, pasupasu na mardongan tangiang ni hulahula do

mambahen marsundutsundut so ada mara

- Nidurung Situma laos dapot Porapora, pasupasu ni hulahula mambahen pogos gabe mamora

Nama-nama partuturon dan bagaimana kita memanggilnya ( ini versi asli, kalau ternyata

Dalam masa sekarang kita salah menggunakannya, segeralah perbaiki ) (sekali lagi, kita

semua memposisikan diri kita sebagai laki-laki )



A. Dalam keluarga satu generasi :

(1) Amang/Among : kepada bapak kandung

(2) Amangtua : kepada abang kandung bapak kita, maupun par-abangon bapak dari dongan

sabutuha, parparibanon. Namun kita bisa juga memanggil ‘Amang’ saja

Amanguda : kepada adik dari bapak kita, maupun par-adekon bapak dari dongan sabutuha,

parparibanon. Namun bisa juga kita cukup memanggilnya dengan sebutan “Amang’ atau

‘Uda’
(4) Haha/Angkang : kepada abang kandung kita, dan semua par-abangon baik dari amangtua,

dari marga

Anggi : kepada adik kandung kita, maupun seluruh putera amanguda, dan semua laki-laki

yang marganya lebih muda dari marga kita dalam tarombo. Untuk perempuan yang kita

cintai, kita juga bisa memanggilnya dengan sebutan ini atau bisa juga ‘Anggia’

(6) Hahadoli : atau ‘Angkangdoli’, ditujukan kepada semua laki-laki keturunan dari ompu yang

tumodohon ( mem-per-adik kan ) ompung kita

Anggidoli : kepada semua laki-laki yang merupakan keturunan dari ompu yang ditinodohon

(di-per-adik kan) ompung kita, sampai kepada tujuh generasi sebelumnya.

Uniknya, dalam acara ritual adat, panggilan ini bisa langsung digunakan ( tidak perlu

memakai Hata Pantun atau JagarJagar ni hata)

Ompung : kepada kakek kandung kita. Sederhananya, semua orang yang kita panggil

dengan sebutan ‘Amang’, maka bapak-bapak mereka adalah ‘Ompung’ kita. Ompung juga

merupakan panggilan untuk datu/dukun, tabib/Namalo.

(9) Amang mangulahi : kepada bapak dari ompung kita. Kita memanggilnya ‘Amang’

(10) Ompung mangulahi: kepada ompung dari ompung kita

(11) Inang/Inong : kepada ibu kandung kita

(12) Inangtua : kepada isteri dari semua bapatua/amangtua

(13) Inanguda : kepada isteri dari semua bapauda/amanguda

(14) Angkangboru : kepada semua perempuan yang posisinya sama seperti ‘angkang’

(15) Anggiboru : kepada adik kandung. Kita memanggilnya dengan sebutan ‘Inang’

(16) Ompungboru : lihat ke atas

(17) Ompungboru mangulahi : lihat ke atas

(Note : sampai disini, kalau masih bingung, mari minum-minum kopi sambil majan B1 or B2 , atau minum-minum jus)



B. Dalam hubungan par-hulahula on


(a) Simatua doli : kepada bapak, bapatua, dan bapauda dari isteri kita. Kita memangilnya

dengan epada ‘Amang’

(b) Simatua kepada ibu, inangtua, dan inanguda dari isteri kita. Kita cukup

memangilnya ‘Inang’.

(c) Tunggane : disebut juga ‘Lae’, yakni epada semua ito dari isteri kita

(d) Tulang na poso : kepada putera tunggane kita, dan cukup dipangil ‘Tulang’

(e) Nantulang na poso : kepada puteri tunggane kita, cukup dipanggil ‘Nantulang’

(f) Tulang : kepada ito ibu kita

(g) Nantulang : kepada isteri tulang kita

(h) Ompung bao : kepada orangtua ibu kita, cukup dipanggil ‘Ompung’

(i) Tulang rorobot : kepada tulang ibu kita dan tulang isteri mereka, juga kepada semua

hulahula dari hulahula kita (amangoi…borat na i )

(j) Bonatulang/Bonahula : kepada semua hulahula dari yang kita panggil ‘Ompung’

(k) Bona ni ari : kepada hulahula dari ompung dari semua yang kita panggil ‘Amang’, dan

generasi di atasnya



C. Dalam hubungan par-boru on

(1) Hela : kepada laki-laki yang menikahi puteri kita, juga kepada semua laki-laki yang

menikahi puteri dari abang/adik kita. Kita memanggilnya ‘Amanghela’

(2) Lae : kepada amang, amangtua, dan amanguda dari hela kita. Juga kepada laki-laki yang

menikahi ito kandung kita

(3) Ito : kepada inang, inangtua, dan inanguda dari hela kita

(4) Amangboru : kepada laki-laki ( juga abang/adik nya) yang menikahi ito bapak kita

(5) Namboru : kepada isteri amangboru kita

(6) Lae : kepada putera dari amangboru kita

(7) Ito : kepada puteri dari amangboru kita

(8) Lae : kepada bapak dari amangboru kita

(9) Ito : kepada ibu/inang dari amangboru kita

(10) Bere : kepada abang/adik juga ito dari hela kita

(11) Bere : kepada putera dan puteri dari ito kita

(12) Bere : kepada ito dari amangboru kita



Alus ni tutur tu panjouhon ni partuturan na tu ibana ( hubungan sebutan kekerabatan timbal balik )

Kalau kita laki-laki dan memanggil seseorang dengan : Orang itu akan memanggil kita:

· amang, amangtua VS amanguda amang

· inang, inangtua VS inanguda amang

· angkang VS anggi(a)

· ompungdoli (suhut = dari pihak laki-laki) VS anggi(a)

· ompungboru ( suhut ) VS anggi(a)

· ompungdoli ( bao = dari pihak perempuan ) VS lae

· ompungboru ( bao ) VS amangbao

· inang ( anggiboru ) VS amang

· anggia VS angkang

· anggia ( pahompu ) VS ompung

· inang ( bao ) VS amang

· inang ( parumaen ) VS amang

· amang ( simatua ) VS amanghela

· inang ( simatua ) VS amanghela

· tunggane VS lae

· tulang VS bere

· nantulang VS bere

· tulang na poso VS amangboru

· nantulang na poso VS amangboru

· bere VS tulang

· ito VS ito

· parumaen/maen VS amangboru

· amang ( na mambuat maen ni iba ) VS amang



Kalau kita perempuan dan memanggil seseorang dengan : Orang itu akan

Memanggil kita:

· amang, amangtua, VS amanguda inang

· inang, inangtua, VS inanguda inang

· angkang VS anggi(a)

· ompungdoli (suhut = dari pihak laki-laki) VS ito

· ompungboru ( suhut ) VS eda

· ompungdoli ( bao = dari pihak perempuan ) VS ito

· ompungboru ( bao ) VS eda

· anggia VS angkang

· inang ( parumaen ) VS inang

· amang ( simatua ) VS inang

· inang ( simatua ) VS inang

· tulang VS bere

· nantulang VS bere

· bere VS nantulang

· ito VS ito

· parumaen/maen VS nanmboru

· amang ( na mambuat maen ni iba ) VS inang



Beberapa hal yang perlu di ingat :

- Hanya laki-laki lah yang mar-lae, mar-tunggane, mar-tulang na poso dohot nantulang naposo.
- Hanya perempuan lah yang mar-eda, mar-amang na poso dohot inang na poso .



Ada lagi istilah LEBANLEBAN TUTUR, artinya pelanggaran adat yang dimaafkan. Misalnya begini : punya bere, perempuan, menikah dengan laki-laki, putera dari dongan sabutuha.

Nah, seharusnya, si bere itu memanggil ‘Amang’ karena pernikahan itu meletakkan posisi saya menjadi mertua/simatua, dan laki-laki itu harus memanggil ‘Tulang rorobot’ karena perempuan yang dia nikahi adalah bere. Tapi tidaklah demikian halnya.

Partuturon karena keturunan lebih kuat daripada partuturon apa pun, sehingga si bere harus tetap

panggil ‘Tulang’ dan si laki-laki harus tetap memanggil ‘Bapatua/bapauda’




http://sirajabatak.com/Partuturanni%20halak%20batak.htm